Hitungan Poin Dalam Pertandingan MMA

Dalam pertandingan Mixed Martial Arts (MMA), poin dihitung menggunakan sistem penilaian yang ketat untuk menentukan pemenang, terutama jika pertarungan berlangsung penuh hingga akhir ronde tanpa adanya KO (knockout), TKO (technical knockout), atau submission. Sistem poin ini didasarkan pada kinerja petarung di setiap ronde, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti serangan efektif, grappling, kontrol oktagon, dan agresivitas.

Berikut adalah panduan mengenai cara poin dihitung dalam pertandingan MMA:

1. Sistem Penilaian 10-Point Must System

Pertandingan MMA profesional biasanya menggunakan sistem 10-Point Must, yang juga digunakan dalam tinju. Sistem ini berarti bahwa dalam setiap ronde, satu petarung harus diberi 10 poin, sementara lawannya akan mendapat angka yang lebih rendah, tergantung performanya. Penilaian dilakukan oleh tiga juri independen yang memberikan skor untuk setiap ronde.

  • 10-9: Skor paling umum untuk sebuah ronde. Petarung yang sedikit lebih dominan atau lebih efektif dalam menyerang dan bertahan mendapatkan 10 poin, sementara lawannya yang tidak sebaik dia mendapatkan 9 poin.
  • 10-8: Skor ini diberikan jika satu petarung mendominasi ronde secara signifikan tanpa memberi kesempatan pada lawannya untuk menyerang balik atau mempertahankan diri. Ini bisa terjadi ketika petarung melukai lawan secara serius atau hampir menyelesaikan pertarungan.
  • 10-7: Jarang terjadi, namun skor ini bisa diberikan ketika satu petarung benar-benar mendominasi dengan menghancurkan lawannya di ronde tersebut tanpa balasan signifikan. Lawan dalam kasus ini hampir tidak melakukan pertahanan atau serangan sama sekali.

2. Kriteria Penilaian

Untuk memberikan skor yang adil, juri MMA mengevaluasi beberapa aspek kinerja petarung dalam setiap ronde. Berikut adalah beberapa kriteria utama yang dipertimbangkan:

a. Serangan Efektif (Effective Striking)

Juri akan menilai seberapa efektif serangan seorang petarung terhadap lawannya. Ini termasuk pukulan, tendangan, lutut, dan siku. Serangan yang mengenai target dengan keras dan tepat lebih dihargai daripada jumlah serangan yang dilontarkan.

Contoh: Petarung yang berhasil melakukan knockdown atau serangan yang tampak melukai lawan akan lebih dihargai.

b. Grappling Efektif (Effective Grappling)

Teknik grappling seperti takedown (menjatuhkan lawan), submission attempt (percobaan kuncian), dan kontrol posisi di lantai (ground control) juga dinilai. Grappling yang efektif biasanya melibatkan dominasi posisi atau upaya nyata untuk menyelesaikan pertarungan.

Contoh: Petarung yang berhasil melakukan takedown dan mempertahankan posisi dominan di lantai akan mendapat poin lebih tinggi.

c. Kontrol Oktagon (Octagon Control)

Kontrol oktagon menilai kemampuan seorang petarung untuk mengontrol tempo dan posisi pertarungan. Petarung yang secara konsisten menekan lawan, mendominasi area oktagon, dan menentukan di mana pertarungan berlangsung (berdiri atau di lantai) dianggap lebih dominan.

Contoh: Petarung yang mampu mendorong lawannya ke tepi oktagon dan memaksakan pertarungan pada kondisi yang dia inginkan (striking atau grappling) akan mendapatkan poin tambahan.

d. Agresivitas Efektif (Effective Aggressiveness)

Agresivitas dihargai jika petarung berusaha untuk menyelesaikan pertarungan dengan cara menyerang secara aktif. Namun, agresivitas yang berlebihan tanpa serangan yang efektif tidak akan dinilai tinggi.

Contoh: Petarung yang terus menekan dan melancarkan serangan berbahaya tanpa memberi ruang bagi lawannya untuk menyerang balik akan lebih dihargai.

e. Pertahanan (Defense)

Meskipun tidak secara langsung mendapatkan poin, pertahanan yang baik dapat mempengaruhi bagaimana juri menilai ronde tersebut. Petarung yang menghindari serangan lawan dan berhasil menggagalkan percobaan takedown atau submission menunjukkan keterampilan bertahan yang solid.

3. Penentuan Pemenang

Setelah semua ronde selesai, skor dari setiap ronde dijumlahkan oleh masing-masing juri. Petarung dengan jumlah poin terbanyak dinyatakan sebagai pemenang.

Ada beberapa kemungkinan hasil:

  • Unanimous Decision: Ketika semua juri memberikan kemenangan kepada satu petarung.
  • Split Decision: Ketika dua juri memberikan kemenangan kepada satu petarung, sementara juri ketiga memberikan kemenangan kepada lawannya.
  • Majority Decision: Ketika dua juri memberikan kemenangan kepada satu petarung, dan juri ketiga menyatakan hasil imbang.
  • Draw (Seri): Ketika skor juri menunjukkan hasil yang sama atau mendekati imbang, biasanya dalam kasus di mana kedua petarung memiliki performa yang sangat seimbang.

 

4. Pelanggaran dan Poin Dikurangi

Petarung bisa kehilangan poin jika mereka melakukan pelanggaran aturan, seperti:

  • Serangan ilegal (misalnya, pukulan ke bagian belakang kepala, tendangan ke selangkangan, atau serangan saat lawan terjatuh).
  • Menarik pakaian lawan atau pagar oktagon.
  • Serangan setelah bel berbunyi.

Jika wasit menilai bahwa pelanggaran tersebut cukup serius, petarung akan diberikan peringatan dan mungkin dikurangi poin, biasanya satu poin, yang akan memengaruhi skor akhir.

 

| Baca juga: Persiapan Komprehensif Sebelum Bertarung MMA

 

5. Overtime dan Extra Round (Jika Ada)

Dalam beberapa pertandingan MMA, terutama di turnamen atau kejuaraan dengan aturan khusus, ada kemungkinan extra round (ronde tambahan) jika pertandingan berakhir dengan hasil seri. Ronde tambahan ini dimaksudkan untuk memastikan pemenang dalam pertarungan yang sangat seimbang.

 

Kesimpulan

Penilaian poin dalam MMA didasarkan pada sistem 10-point must dengan fokus pada serangan efektif, grappling, kontrol oktagon, agresivitas, dan pertahanan. Dengan menguasai berbagai aspek ini, petarung MMA memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan poin yang cukup untuk memenangkan pertarungan, bahkan jika pertarungan berlangsung hingga akhir ronde tanpa hasil KO atau submission.